Selasa, 03 Januari 2012

Learn to let go

Apa pernah kamu disakiti begitu besar oleh seseorang yang tak begitu berarti bagimu? Mungkin kamu hanya akan kecewa lalu lupa dengan sendirinya. Tetapi apa pernah kamu dilukai kecil oleh seseorang yang begitu ingin kamu bahagiakan, yang di setiap senyumanmu adalah hanya untuknya?

Kamu lantas terluka cukup lama, hingga bahkan kamu tak mampu ingat kapan persisnya luka itu berlalu. Segalanya, terasa baru kemarin saja. Lukanya, masih setia menganga.

Kuberi tahu, aku pernah merasakan yang demikian. Hatimu patah. Kamu tahu lengan yang pernah patah? Mereka tidak bisa lagi dilipat dengan sempurna. Mungkin karenanya, lalu mereka dipanggil ‘patah hati’. 

Tapi aku lebih suka menyebutnya pecah, karena sekali hati pecah, akan ada bagian yang tak ditemukan kembali. Karena seluruh bagian dari hati milikmu, kau beri padanya. Pada seseorang yang <kamu pikir> memiliki segala yang kamu perlukan untuk melengkapi kekuranganmu. Walau nyatanya, dia yang pertama kali membuatmu kehilangan sesuatu yang pernah utuh kamu miliki, yaitu cinta di dalam hati, hatimu.

***
“Cinta. Mereka tak pernah habis dekelupas, begitu pun bila semakin dalam kamu rindui, semakin banyak yang akan kamu temui.” -- falafu


Persis seperti kenangan. Sesuatu yang pernah terjadi, tidak semuanya membekas. Sebagian yang teramat bahagia atau teramat menyakitkan saja yang akhirnya melekat erat seperti dilem besi di otakmu, yang apabila kamu paksa lepas, maka kamu sendiri yang akan terluka.

Pernah mencoba menyentuh lem besi dengan ujung jarimu lalu menempelkannya ke ujung jarimu yang lain? Ketika keduanya coba kamu lepaskan, kamu akan merasakan perih. Begitu pula ingatan. Begitu pula bagian-bagian kenangan dalam hatimu.

Tapi itu bukan berarti mereka tak mampu “lepas”. Kamu hanya perlu lebih berani untuk merasakan “perih” sedikit, untuk dapat merasa bebas dari rekatan yang membuatmu merasa tak nyaman.

Lalu kamu pun akan melewati masa berlarut berpangku dalam kecemasan. Tahu kan rasanya cemas karena kecewa? Cemas karena baru saja kehilangan hal penting dalam hidupmu, cemas karena bagian terbaik dari sebuah liburan baru saja lewat.

Seperti itulah hati, mereka mudah cemas, bila merasa mulai menjauh dari hal baik yang pernah dirasakan. Apalagi, bila kamu cemas karena cintamu telah berhasil menemukan hati yang lain, namun hatimu tak beranjak kemana pun.

Kamu banyak menangisi rindu, banyak menyerapah sang waktu, banyak mengecilkan dirimu sendiri kemudian. Berpikir bahwa “betapa bodohnya aku, karena telah mencintai hati yang salah”.

Tapi apa kamu tahu, cinta tak pernah salah jatuh, hanya saja, cinta tak selalu berhasil ditangkap dengan baik. Ada kalanya kamu akan jatuh hanya untuk “merasakan” bagaimana rasanya terhantam, kesakitan, lalu belajar untuk tak melakukan yang demikian kembali.

Jadi, ini bukan soal melupakan cinta yang pernah ada di hatimu. Ini soal apakah kamu cukup berani melepaskan mereka untuk kemudian dimiliki hati yang lain.

Kamu ingat perumpamaan jari dan lem besi tadi? Apa yang akan terjadi jika kamu benar “melupakan” kalau ujung jarimu tengah merekat. Kamu tentu tak bisa lagi menggunakan sebelah tanganmu dengan baik.

Kamu mungkin tak akan merasa sakit yang teramat, tapi kamu tengah merawat luka yang sedikit itu untuk terus ada di dalam hidupmu. Membawanya serta ke hari-harimu yang selanjutnya.

Sejujurnya aku, aku pernah merawat luka itu sekian lama. Lebih dari satu atau dua tahun. Bertahun tahun yang telah berhasil lewat. Bahkan mereka sanggup membuatku begitu takut dikecewakan, begitu takut pada sayang yang berlebihan. Sayang yang mungkin akan berhasil membuat hatiku, kembali pecah dengan mudah.

Tapi ketika aku memulai tahun 2012, aku bilang pada diriku “Tidak akan ada lagi yang seperti itu. Tidak ada waktu. Hidupku, mereka selalu bergerak maju. Dan hatiku, mereka akan baik-baik saja dengan hati lain yang berani mencintainya”.


2011 adalah Tahun yang begitu luar biasa, walau di penghujung tahun ini aku kehilangan begitu banyak hal. Tapi memang apa yang abadi di dunia ini?

Kamu berani memiliki, maka kamu pun harus berani kehilangan. Dan pernah mengalaminya, adalah berkah yang tiada terkira. Karena siapa yang mampu menangkap waktu? Akan selalu ada “berlalu” yang selanjutnya dan selanjutnya.

***

“Seandainya sebuah kebahagiaan bisa disuntik pengawet lalu kemudian disimpan di kulkas.” -- falafu


Bagaimana aku sering bilang bahwa kata ‘seandainya’ adalah kata yang begitu menyakitkan. Karena biasanya di balik mereka, selalu ada hal yang tak berhasil kamu dapatkan.

Tapi bagiku, berani mengatakannya adalah berarti bahwa kamu siap menghadapi yang terburuk. Kamu tahu sesuatu hal itu (mungkin) tidak akan terjadi, tetapi kamu masih berani menguatkan hatimu untuk mengatakannya atau bahkan menuliskannya. 

Jadi jangan pernah ragu menulis apa pun yang mulutmu (mungkin) tak mampu ucapkan. Tuhan akan menilai, bahwa kamu berusaha lebih keras dari pada mereka yang hanya berani berteriak di dalam hati.

Menulis adalah sebuah keberanian. Ya, aku selalu menganggapnya demikian.

Jadi jangan takut pada harapan. Karena sekali kamu memunggunginya, mereka akan berpaling selamanya darimu. Lepaskan saja, apa-apa yang pernah tidak berhasil tergenggam, beri ruang untuk harapan baru yang selama ini kamu kesampingkan di hatimu. Karena kamu, masih hidup.

***

“Aku mau cinta yang bisa membuatku lebih berani bahagia, membuatku lebih berharga.”
-- falafu


Karena apa yang Tuhan pernah ambil, adalah apa yang akan Dia ganti dengan yang lebih ‘bernilai’. Dan itu berlaku pada ‘kehilangan’ dalam bentuk apa pun. Apa pun. Bahkan bila itu hanya sebuah logam 100 rupiah yang tak sengaja jatuh dari sakumu. Percayalah padaNya, bukan pada tulisanku ini.

Jadi apa lagi yang membuatmu ragu untuk melepaskan kekecewaanmu? Biar mereka lepas, biar mereka bebas lalu tertelan masa lalunya sendiri.

Karena kamu, adalah tentang hari ini dan juga hari esok.

Kemarin, adalah tentang bagaimana kamu mencatat sejarah hidupmu. Boleh kamu baca sekali waktu sebagai pelajaran, tapi biarkan esok memberimu pelajarannya yang baru.

Ingatan, mereka berbatas. Sedang kamu, masa depanmu, mereka tak berbatas.

Kita, seringkali lupa kalau nyatanya usia, mereka tengah menghitung mundur hidupmu. Maka, lakukanlah apa-apa yang nyata membahagiakanmu.

Cinta yang baik, mereka akan setia menemani (mimpi-mimpi)mu kemudian. Walau tak ada seorang pun yang percaya kamu mampu, bahkan tidak dirimu sendiri.

Dan walau pun bila di masa depan mereka tak berhasil menjadi nyata. Dia, cinta yang baik itu, tak akan pernah kemana mana.
***
In the Past..
I loved someone.
Got hurt.
Made countless stupid decisions.
Expected too much.
But now,
I'm moving on!
Yes, yesterday is Gone!
We gotta keep moving on!

1 komentar:

  1. Persis yg gue alami.. :(

    jalan-jalan yak k'blog gue..
    www.diiabbdm.blogspot.com

    BalasHapus